MAGETAN – Lagi dan lagi, beragam rumor mengenai sistem birokrasi pemerintahan di Indonesia yang tersebar di masyarakat membuat beberapa kalangan terpengaruh. Mulai dari KKN, Pungli, birokrasi lamban dan lain-lain. Dampaknya adalah tingkat trust atau kepercayaan masyarakat semakin berkurang kepada pemerintahan.
Dalam kilas minggu kemarin beberapa UPT di bawah lingkungan Kementerian Hukum dan HAM juga terkena dampak berita yang belum tentu kebenarannya. Padahal beragam inovasi layanan selalu digalakkan pada setiap kesempatan. Seperti yang dilakukan Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Magetan, UPT Pemasyarakatan yang berlokasi di kaki Gunung Lawu.
Menanggapi isu kurang
layaknya makanan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) akhir-akhir ini, seluruh UPT Pemasyarakatan di
Indonesia sebenarnya telah memiliki Standar Pelayanan Pemberian Makan bagi WBP
yang menjamin kelayakan makanan yang diberikan.
Bahkan Rutan Magetan sendiri memiliki inovasi DANIS SI HEBAT yang merupakan singkatan dari Dapur Higieneis Pasti Sehat, Bergizi dan Lezat. Dibawah arahan Karutan Eries Sugianto, beliau mencoba untuk terus meningkatkan mutu makanan bagi WBP di lingkungan Rutan Magetan.
“Jangan terpengaruh dengan
pemberitaan negatif di luar sana. Mari tunjukkan bahwa pemberitaan-pemberitaan
di luar sana itu tidak benar. Lanjutkan dan terus improve layanan
DANIS SI HEBAT milik kita. Tunjukkan kepada masyarakat”, begitulah
arahan langsung Karutan
dalam apel pagi, Senin (09/05/2022).
Setiap harinya, Kasubsi Pelayanan Tahanan dan Petugas Pengelola Makanan selalu meninjau pengelolaan layanan pemberian makanan di dapur/restorasi. Adapun alur layanan pemberian makanan bagi WBP dimulai dari pemesanan bahan makanan, penerimaan, pengolahan, sampai proses pendistribusian menerapkan SOP yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tepat pukul 5 pagi, bahan makanan dari pihak vendor datang dengan kondisi segar. petugas pengolah makanan menerimanya dan melewati pemeriksaan Petugas Pintu Utama (P2U). Selanjutnya, petugas pengolah makanan melaksanakan apel untuk memeriksa kondisi kesehatan tahanan pendamping (tamping) yang bertugas di dapur. Kelengkapan alat dan bahan pun tak luput dari pemeriksaan. Setelah dinilai siap, langkah selanjutnya bahan makanan atau biasa disebut Bama ditimbang dan diolah oleh tamping dapur dengan pengawasan.
Pengolahan dilakukan
dengan alat modern. Pakaian pengaman lengkap pun wajib dikenakan petugas dapur agar proses
pengolahan terjaga kehigienisannya. Setelah makanan selesai diolah, disajikan
ke dalam wadah/ ompreng yang bersih
sesuai standar.
Langkah selanjutnya
adalah proses pendistribusian makanan kepada WBP yang juga tetap dalam pengawasan petugas agar pendistribusian berjalan lancar dan seluruh warga binaan
menerima haknya tanpa terlewati. Sebelum didistribusikan, makanan yang sudah siap diperiksa terlebih
dahulu oleh pejabat struktural.
Bersamaan dengan pendistribusian sore hari ini, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rudi Erwanto didampingi oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Didi Rahmadi melakukan evaluasi dengan mengumpulkan warga binaan di lapangan Rutan. Arahan terkait kelayakan dan testimoni langsung ditanyakan terkait makanan bagi warga binaan.
“Komitmen dalam pemenuhan
gizi dan makan akan kami jaga, kami menempatkan warga binaan sebagaimana
memperlakukan manusia pada umumnya. Pemenuhan hak dalam makan senantiasa kami
prioritaskan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore. Harapan kami dalam menjaga kesehatan
mereka akan terwujud bilamana pemenuhan gizi dalam makanan terpenuhi sempurna”, terang Rudi. (Humas Rutan Magetan)






Komentar
Posting Komentar